Siklus Hidup
Kista matang dikeluarkan bersama tinja penderita (1). Infeksi Entamoeba histolytica oleh kista matang berinti empat (2) tinja terkontaminasi pada makanan, air, atau oleh tangan. Terjadi ekskistasi (3) terjadi dalam usus dan berbentuk tropozoit (4) selanjutnya, bermigrasi ke usus besar. Tropozoit memperbanyak diri dengan cara membelah diri (binary fission) dan menjadi kista (5), menumpang dalam tinja (1). Karena untuk mempertahankan dirinya, kista akan dapat bertahan beberapa hari sampai dengan berminggu-minggu pada keadaan luar dan penyebab penularan. (bentuk tropozoit selalu ada pada tinja diare, namun dengan cepat dapat dihancurkan oleh tubuh, dan jika tertelan bentuk ini tidak dapat bertahan saat melewati lambung) dalam banyak kasus, tropozoit akan kembali berkembang menuju lumen usus (A: noninvasive infection) pada carier yang asimtomatik, kista ada dalam tinjanya. Pasien yang diinfeksi oleh tropozoit di dalam mukosa ususnya (B: intestinal disease), atau, menuju aliran darah, secara ekstra intestinal menuju hati, otak, dan paru (C: extraintestinal disease), dengan berbagai kelainan patologik.
Patogenesis
Patogenesis yang disebabkan oleh Entamoeba histolitica dapat terjadi dalam 2 fase, yaitu ;
Fase Primer : pada fase ini penderita mengalami Amebiasis Intestinal, dan organ yang diserangnya adalah bagian caecum yang terutama, serta bagian-bagian yang lain, hal ini sangat tergantung pada : a.resistensi hostnya sendiri, b) virulensi dari strain amoeba, c) kondisi dari lumen usus/dinding usus, seperti infek atau tidaknya dinding usus, d) kondisi makanan, apabila makanan banyak mengandung karbohidrat, maka amoeba tersebut menjadi patogen, dan e) keadaan normal flora usus. Adanya assosiasi amoeba dengan bakteri-bakteri tertentu, akan menentukan sifat amoeba menjadi aktif, yaitu mengadakan lesi pada usus dan pada umumnya sampai mencapai mukosa. Gambaran lesi pada usus (mukosa), tampak adanya nekrosis tanpa reaksi keradangan, kecuali bila ada sekunder infeksi.
Pada ulkus yang dalam (sampai mencapai subjek-mukosa), sering terjadi perdarahan-perdarahan ini dapat dilihat pada feses penderita, kadang-kadang dapat dilihat adanya sel-sel mukosa. Disamping itu ulkus yang dalam ini juga dapat menyebabkan terjadinya perforasi, hingga prognosa akan menjadi jelek.
Fase Sekunder : terjadi pada amebiasis ekstra intestinal. Proses ekstra intestinal ini dapat terjadi akibat penyebaran parasit secara hematogen, dan organ yang sering terkena adalah: hepar (hati) yang dapat menimbulkan amoebik hepatis dan selanjutnya akan menimbulkan abses hepatikum. Abses hepatikum ini dapat single atau multiple dan 85 % pada lobus di ekstra. Selanjutnya dapat terjadi pula amoeba ekspansi karena pecahnya abses hati atau secara hematogen, yaitu pada : pleura, paru-paru, kulit, dan adanya ulcerasi pada sigmoid dan rektum akan dapat menyebabkan komplikasi atau akan berekspansi ke vagina bagi penderita wanita. Proses amoebiasis ekstra intestinal dapat terjadi dengan cara sebagai berikut : (1)amebiasis hati : terjadi karena abses hati terutama pada posteosuperior lobus kanan, dengan gejala klinis : nyeri daerah hipokondrium kanan, demam disertai ikterus, hepatomegali (diare dan disentri negative), jika tidak diobati/tidak sempurna maka abses berkembang berbagai arah yang akan menyebabkan abses organ sekitar. komplikasi pecahnya abses hati kanan mengakibatkan kelainan kulit, paru, rongga pleura kanan, diafragma dan rongga peritoneum.
Jika komplikasi terjadi karena pecahnya abses hati kiri, maka akan terjadi kelainan pada daerah lambung, rongga perikardium, kulit & rongga pleura kiri, hal ini dapat mengakibatkan gejala klinis sebagai berikut : 1) pada lambung dapat terjadi hematemesis . 2) pada rongga perikardium; dapat perikarditis purulen yang dapat menyebabkan kematian. 3) amoebiasis organ lain : Pulmonary amoebiasis
1 komentar:
Thanks for your information. Please accept my comments to still connect with your blog. And we can exchange backlinks if you need. What Is Amebiasis?
Posting Komentar