Posted by : Muhamad Muslim ; Modul 1 "Protozoologi.1.08.10"
Tujuan Umum : mahasiswa memahami pengertian, morfologi umum, penularan dan pencegahan terhadap penyakit protozoa
Tujuan Khusus agar mahasiswa mampu :
1. menyebutkan berbagai istilah dalam pengertian parasitologi
2. menjelaskan pengertian parasitologi
3. menjelaskan pengertian protozoologi
4. menjelaskan morfologi umum protozoa
5. menjelaskan siklus hidup protozoa
6. menjelaskan cara penularan protozoa
7. menjelaskan cara diagnosis protozoa
8. menjelaskan cara pencegahan terhadap penyakit protozoa
Parasitologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai parasit, termasuk hubungan antara parasit itu sendiri dengan hostnya (tuan rumah). Parasitologi berasal dari kata parasitos yang artinya organisme yang mengambil makanan dan logos yang artinya ilmu atau telaah. Parasit-parasit itu hidup dan berkembang biak pada atau di dalam suatu organisme hidup yang lain, jada parasitologi adalah suatu ilmu yang mempelajari organisme-organisme yang hidupnya sementara atau tetap di dalam atau dipermukaan organisme lain yang dihinggapi untuk mengambil makanan secara keseluruhan atau sebagian dari organisme yang ditumpanginya tersebut. Parasitologi medik yang akan dibicarakan ini merupakan ilmu yang mempelajari parasit yang menghinggapi manusia dan dapat menyebabkan penyakit, kelainan atau kematian. Parasitologi yang menghinggapi manusia ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan besar, terdiri dari :
(1) Fitoparasit; yaitu parasit yang termasuk dalam golongan tumbuh-tumbuhan, dan dapat dipelajari pada rumpun ilmu; Bakteriologi (ilmu kuman-kuman), Mikologi (ilmu jamur) dan Virologi (ilmu virus) . (2) Zooparasit; yaitu parasit yang termasuk golongan binatang, biasanya dipelajari dalam ilmu parasitologi. Dalam ilmu parasitologi terkandung tiga bagian pokok bahasan yang penting dalam ilmu kedokteran, yaitu ; Protozoologi (ilmu protozoa), membicarakan filum Protozoa. Helmintologi (ilmu cacing), membicarakan filum Nemathelminthes dan Platyhelminthes. Entomologi (ilmu serangga), membicarakan filum Arthropoda. (3) Spirokhaeta dan virus; suatu mikroorganisme berukuran ultra mikroskopis dan struktur selnya lebih sederhana daripada golongan jamur, bakteri maupun protozoa.
Pengertian parasitologi yang banyak dibahas dan akan dipelajari dalam modul ini adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari parasit-parasit golongan zooparasit. Ilmu-ilmu parasit ini mempunyai peranan yang penting dalam ilmu kedokteran, dan tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lainnya, dengan kata lain saling isi mengisi. Misalnya Entomologi medik (Arthropoda) sebagian besar merupakan vektor biologis atau dapat dikatakan sebagai tuan rumah perantara (intermediate host), dan juga dapat sebagai vektor mekanik dari kedua golongan parasit tersebut (Protozoa dan Helminthes). Buku ini khusus akan membicarakan Protozoologi. Protozoa adalah hewan bersel satu yang terdiri dari nukleus dan sitoplasma, hidup sendiri atau dalam bentuk koloni. Protozoa berasal dari kata proto = pertama, dan zoon = hewan. Protozoa adalah parasit yang tubuhnya terdiri dari satu sel, akan tetapi telah memiliki fungsi yang lengkap, yaitu fungsi reproduksi untuk memperbanyak jumlah keturunannya, memiliki alat pencernaan makanan, sistem respirasi, organ ekskresi dan struktur untuk mempertahankan hidupnya. Dengan demikian tiap protozoa merupakan kesatuan yang lengkap yang sanggup melakukan fungsi kehidupan yang pada organisme lebih besar dilakukan oleh sel-sel khusus. Kebanyakan protozoa hidup bebas, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit, setelah menyesuaikan diri dengan kehidupan yang berlainan di dalam tubuh hospes.
(1) Fitoparasit; yaitu parasit yang termasuk dalam golongan tumbuh-tumbuhan, dan dapat dipelajari pada rumpun ilmu; Bakteriologi (ilmu kuman-kuman), Mikologi (ilmu jamur) dan Virologi (ilmu virus)
Pengertian parasitologi yang banyak dibahas dan akan dipelajari dalam modul ini adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari parasit-parasit golongan zooparasit. Ilmu-ilmu parasit ini mempunyai peranan yang penting dalam ilmu kedokteran, dan tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lainnya, dengan kata lain saling isi mengisi. Misalnya Entomologi medik (Arthropoda) sebagian besar merupakan vektor biologis atau dapat dikatakan sebagai tuan rumah perantara (intermediate host), dan juga dapat sebagai vektor mekanik dari kedua golongan parasit tersebut (Protozoa dan Helminthes). Buku ini khusus akan membicarakan Protozoologi.
Struktur Protozoa
Setiap sel protozoa terdiri dari sitoplasma dan inti (nukleus). Sitoplasma terdiri dari ektoplasma (bagian luar) dan endoplasma (bagian dalam). Ektoplasma bersifat padat dan mempunyai struktur yang elastis dengan fungsi sebagai berikut: 1) fungsi protektif bertugas untuk melindungi diri, dengan cara membungkus dirinya dalam bentuk kista. 2) fungsi lokomotif bertugas untuk melakukan pergerakan. Bentuk lokomotif dari protozoa ini dapat berupa flagel (cambuk), silia (bulu getar), dan pseudopodi (kaki semu). 3) fungsi sensoris bertugas untuk mengenal lingkungannya. 4) fungsi alat pembuang sisa-sisa metabolisme protozoa, berupa vakuol kontraktil walaupun alat ini berada dalam endoplasma tetapi dibentuk oleh ektoplasma. 5) Organ-organ pencernaan makanan berupa ; sel-sel mulut, sitostoma, sitofaring Endoplasma (bagian dalam) merupakan bahan yang keruh atau konsistensinya seperti sirup, dimana di dalamnya banyak terdapat vakuola-vakuola, seperti ; kontraktil vakoela, food vakoela dan sebagainya. Endoplasma adalah bagian dari sitoplasma yang terletak disebelah dalam, berbentuk granul dan mempunyai fungsi dalam pencernaan makanan dan fungsi nutritif lainnya, serta ikut berperanan dalam proses reproduksi.
Setiap sel protozoa terdiri dari sitoplasma dan inti (nukleus). Sitoplasma terdiri dari ektoplasma (bagian luar) dan endoplasma (bagian dalam). Ektoplasma bersifat padat dan mempunyai struktur yang elastis dengan fungsi sebagai berikut:
Nukleus adalah struktur yang sangat penting, oleh karena ia merupakan pengatur berbagai fungsi hidup. Nukleus dari beberapa jenis hampir seluruhnya terdiri dari ; khromatin sedangkan dari beberapa jenis lain nukleus terdiri dari ; membran inti yang berisi cairan nukleus dimana terdapat kariosoma. Nukleus memegang peranan dalam fungsi perkembangbiakan kelas rhizopoda. Struktur dan morfologi dari nukleus dipakai sebagai pedoman untuk membedakan spesies dari berbagai jenis parasit. Nukleus berfungsi untuk mengatur metabolisme dan mempertahankan generasinya. Nukleus juga dapat digunakan untuk membedakan dari spesies yang satu dengan species yang lain dan untuk mempelajari genetika parasit. Pada umumnya protozoa mempunyai satu inti, akan tetapi kelas Ciliata mempunyai dua buah inti, yaitu ; makronukleus dan mikronukleus, beberapa jenis protozoa mempunyai kinetoplas yang dapat berbentuk blefaroplas atau benda parabasal, yang merupakan inti pelengkap.
Klasifikasi protozoa
Kelas Rhizopoda adalah protozoa yang melakukan pergerakan dengan menggunakan pseudopodi, sedangkan kelas Mastigophora menggunakan flagel sebagai alat geraknya. Kelas Ciliata bergerak dengan menggunakan silia atau rambut getar yang pendek, Sporozoa adalah kelas protozoa yang tidak mempunyai alat gerak sendiri.
Menurut Chatterjee (dalam Soedarto (1990) protozoa secara sistematik diklasifikasikan berdasarkan tingkat pergerakannya dan alat-alat gerak yang digunakan diklasifikasikan sebagai berikut :Kelas Rhizopoda adalah protozoa yang melakukan pergerakan dengan menggunakan pseudopodi, sedangkan kelas Mastigophora menggunakan flagel sebagai alat geraknya. Kelas Ciliata bergerak dengan menggunakan silia atau rambut getar yang pendek, Sporozoa adalah kelas protozoa yang tidak mempunyai alat gerak sendiri.
Gambar Klasifikasi Protozoa
Bentuk Protozoa
Berdasarkan siklus hidupnya protozoa mempunyai dua macam bentuk umum, yaitu bentuk aktif berupa tropozoit dan yang tidak aktif berupa kista. Pada bentuk kista parasit terbungkus dalam dinding yang tebal sehingga tidak dapat bergerak sendiri, tidak dapat tumbuh dan tidak mampu memperbanyak diri. Tetapi bentuk ini dapat bertahan terhadap berbagai pengaruh lingkungan di luar tubuh parasit, misalnya pengaruh temperatur yang tinggi, kekeringan, kelembaban tinggi, bahan-bahan kimia dan sebagainya. Stadium kista merupakan stadium infektif protozoa yang dapat menular dari penderita ke orang lain.
Reproduksi protozoa
Bentuk tropozoit merupakan bentuk yang mampu memperbanyak diri, dan di dalam proses reproduksi protozoa dapat melaksanakan dengan cara sebagai berikut ; Seksual ; secara seksual reproduksi terjadi dengan cara protozoa mengadakan multiplikasi antar sel kelamin jantan dan betina, dapat terjadi dengan cara sebagai berikut ; a) konjugasi; suatu cara multiplikasi yang melibatkan dua individu protozoa mengadakan penyatuan diri untuk sementara waktu, guna memberi kesempatan pada kedua individu melakukan pertukaran material inti masing-masing protozoa, kemudian kedua individu protozoa tersebut memisahkan diri kembali dalam bentuk individu yang lebih muda. b) Syngami; suatu cara multiplikasi dengan cara bersatunya dua sel kelamin jantan berbeda (disebut gamet) secara tetap untuk kemudian diikuti dengan fusi material inti masing-masing, hasil fusi gamet ini disebut zigot.
Aseksual ; reproduksi secara aseksual protozoa mengadakan multiplikasi dengan cara pembelahan, sebagai berikut ; a) Simple binary fission ; proses reproduksi terjadi pada setiap individu parasit yang membelah diri menjadi dua, akan mengawalinya dengan mengadakan penggandaan pada semua struktur organ-organnya. b) Multiple fission (schizogony) ; dimana setiap individu protozoa akan terbentuk lebih dari dua individu baru, misalnya terjadi pada reproduksi plasmodium genus penyebab penyakit malaria. c) Endodiogeni ; merupakan bentuk pembelahan, dimana sel mengalami pertunasan tunggal dan menghasilkan 2 sel anak (contohnya terjadi pada Toxoplasma).
Siklus Hidup
Siklus hidup protozoa dapat berlangsung secara aseksual dan kemudian diikuti oleh tahap seksual, bila dalam siklus hidup tersebut harus mengalami pergantian hospes, atau dapat juga tahap aseksual diikuti oleh tahap kista. Umumnya reproduksi seksual terjadi pada tuan rumah yang berbeda dengan tuan rumah tempat terjadinya reproduksi aseksual. Protozoa yang tidak membutuhkan hospes kedua untuk melengkapi siklus hidupnya, di antaranya adalah ; Rhizopoda, Flagellata dan Ciliata. Sedangkan yang membutuhkan hospes kedua untuk melengkapi siklus hidupnya adalah Trypanosoma, Leishmania dan Plasmodium. Tugas untuk mahasiswa ; jawab pertanyaan berikut ;
1. menjelaskan pengertian protozoa2. menyebutkan ciri-ciri utama morfologi protozoa
3. menjelaskan sifat alat motorik tiap kelas protozoa
4. menjelaskan patologi & gejala umum yang disebabkan oleh protozoa
5. menjelaskan terjadinya proses penularan dan upaya pencegahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar