Tentang Saya

Foto saya
Status dosen tetap di jurusan Analis Kesehatan Poltekkes kemenkes Banjarmasin, melalui blog ini saya ingin berbagi pada teman-teman yang menyukai perkembangan bidang kesehatan, terutama tentang manajemen kesehatan dan Laboratorium Kesehatan. Blog ini menyajikan berbagai materi perkuliahan, artikel, hasil penelitian bidang laboratorium kesehatan. Selain itu saya juga dosen pada PSKM Unlam, Akademi Kebidanan dan Akademi Keperawatan di Banjarmasin, Banjarbaru & Martapura. Buku yang telah telah diterbitkan oleh EGC Penerbit Buku-Buku Kedokteran Jakarta tahun 2009 berjudul Parasitologi Untuk Keperawatan. Buku lainnya yang telah disusun dan belum diterbitkan diantaranya buku Helmintologi Medik dan Protozoologi Medik untuk Analis Kesehatan.

Selasa, 17 Agustus 2010

Pengobatan dan Pencegahan E. histolitica


Posted By Muhamad Muslim : Modul Protozoologi.2.2.08.10

Pengobatan

Supportive therapy.
Terapi ini berhubungan dengan sifat virulensi amoeba. Biasanya dengan menggunakan diet tinggi protein dan rendah karbohidrat, yaitu : tinggi protein, akan mempertinggi daya tahan host (tuan rumah), dan rendah karbohidrat, akan menurunkan virulensi amoeba.


Causual Therapy.

Kausal terapi ini ditujukan terhadap : parasitnya, bakteri yang associde, dan kuman-kuman yang menyebabkan sekunder infeksi. Obat amebisid yang penting adalah :

Emetin Hidroklorida ;
Obat ini berkhasiat terhadap bentuk tropozoit. Pemberian emetin ini hanya efektif bila diberikan secara parenteral, karena pada pemberian secara oral absorbsinya tidak sempurna. Toksisitasnya relatif tinggi, terutama terhadap otot jantung. Dosis : Dewasa maksimum 65 mg sehari, Anak < 8 tahun 10 mg sehari. Lama pengobatan 4 sampai 6 hari. Pada orang tua dan orang yang sakit berat, dosis harus dikurangi. Pemberian emetin tidak dianjurkan pada wanita hamil, pada penderita dengan gangguan jantung dan ginjal.
Dehidroemetin
Relatif kurang toksik dibanding dengan emetin dan dapat diberikan secara oral. Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari, diberikan selama 4 sampai 6 hari. Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses hati (amebiasis hati).
Klorokuin
Obat ini merupakan amebisid jaringan, berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Efek samping dan efek toksiknya bersifat ringan, antara lain mual, muntah, diare, sakit kepala. Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gram sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 sampai 3 minggu. Obat ini juga efektif terhadap amebiasis hati.
Antibiotik ; tetrasiklin dan eritromisin 
Bekerja secara tidak langsung sebagai amebisid dengan mempengaruhi flora usus.
Paromomisin
Bekerja langsung pada ameba. Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg berat badan/ hari selama 5 hari, diberikan secara terbagi.
Metronidazol (Nitroimidazol)
Merupakan obat pilihan, karena efektif terhadap bentuk tropozoit dan kista. Efek sampingnya ringan, antara lain mual, muntah, dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari selama 3 hari berturut-turut, diberikan secara terbagi.


Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan meningkatkan level sanitasi dan menurunkan jumlah kista passer, yang ada pada : convalescent carrier dan symptomatic carrier, juga dapat dari penderita-penderita dengan keluhan-keluhan obstipasi.


Diet tinggi karbohidrat, rendah protein mempermudah  timbulnya disentri amuba pada binatang percobaan dan kasus manusia yang dikenal. Tindakan pengawasan terdiri dari perbaikan sanitasi lingkungan dan makanan. Pengobatan pembawa amuba masih dipertentangkan, walaupun telah disetujui bahwa orang-orang ini sebaiknya dicegah sebagai pengurus makanan. Bahaya perubahan dari infeksi lumen asimptomatis ke penyakit jaringan invasif serta kemungkinan kontaminasi lingkungan sebaiknya dipikirkan dalam memutuskan perlu tidaknya pengobatan bagi pengeluar kista asimptomatik. Tidak ada obat yang memuaskan dan tidak membahayakan sepenuhnya untuk kemoprofilaksis  dan campuran obat diperlukan untuk mengatasi problema terapi dan pengobatan amubiasis tetap dalam keadaan tidak memuaskan.

Tidak ada komentar: