Tentang Saya

Foto saya
Status dosen tetap di jurusan Analis Kesehatan Poltekkes kemenkes Banjarmasin, melalui blog ini saya ingin berbagi pada teman-teman yang menyukai perkembangan bidang kesehatan, terutama tentang manajemen kesehatan dan Laboratorium Kesehatan. Blog ini menyajikan berbagai materi perkuliahan, artikel, hasil penelitian bidang laboratorium kesehatan. Selain itu saya juga dosen pada PSKM Unlam, Akademi Kebidanan dan Akademi Keperawatan di Banjarmasin, Banjarbaru & Martapura. Buku yang telah telah diterbitkan oleh EGC Penerbit Buku-Buku Kedokteran Jakarta tahun 2009 berjudul Parasitologi Untuk Keperawatan. Buku lainnya yang telah disusun dan belum diterbitkan diantaranya buku Helmintologi Medik dan Protozoologi Medik untuk Analis Kesehatan.

Senin, 16 Agustus 2010

Rhizopoda

Posted By Muhamad Muslim : Modul Protozoologi.2.1.08.10

Tujuan Umum ; mahasiswa memahami pengertian, morfologi, cara penularan, diagnosis dan pencegahan terhadap kelas rhizopoda

Tujuan Khusus agar mahasiswa mampu :
1. menyebutkan berbagai spesies kelas rhzopoda
2. menjelaskan morfologi kelas rhizopoda
5. menjelaskan siklus hidup kelas rhizopoda
6. menjelaskan cara penularan kelas rhizopoda
7. menjelaskan cara diagnosis kelas rhizopoda
8. menjelaskan cara pencegahan terhadap penyakit kelas rhizopoda

 
Kelas Rhizopoda adalah golongan protozoa yang melakukan pergerakan dengan menggunakan tonjolan-tonjolan ektoplasma (pseudopodi) sebagai alat gerak. Genus yang terpenting pada kelas ini adalah genus Entamoeba dengan spesiesnya Entamoeba histolytica, Entamoebacoli, Entamoeba ginggivalis, genus Endolimax dengan spesies Endolimax nana, genus Iodamoeba dengan spesies Iodamoeba butschlii, dan genus Dientamoeba, dengan spesies Dientamoeba fragilis.

Genus entamoeba yang dikenal terdiri dari 3 spesies utama, terdiri dari Entamoeba histolitica, Entamoeba coli, dan Entamoeba gingivalis,  di antara ketiga spesies tersebut hanya Entamoeba histolitica yang bersifat patogen, tetapi walau demikian para mikroskopis mesti mempelajari morfologi dari spesies-spesies entamoeba tersebut jika bermaksud untuk melakukan diagnosis laboratoris, hal ini untuk memudahkan para praktisi di laboratorium untuk membedakan penyebab terjadinya disentri amoeba yang terjadi pada penderita.

Disentri amoeba di Indonesia harus dibedakan dengan desen­tri basiler. Petunjuk pemeriksaan tinja untuk membedakan  kedua penyakit ini secara makroskopis terlihat pada tabel 2.1. Untuk mengidentifikasi E.histolytica, perlu dibedakan terhadap berbagai spesies parasit yang lain, di antara spesies lain D.fragilis dianggap dapat menjadi patogen bagi manusia. Entamoeba polecki, yaitu parasit yang hanya kadang-kadang ditemukan secara kebetulan pada manusia. E.moshkovski yang hidup di alam bebas dan E.invadens, yang merupakan parasit reptelia, kadang dapat ditemukan sebagai kontaminan tinja. Morfologi parasit tersebut sangat menyerupai E.histolytica.

Tidak ada komentar: