Tentang Saya

Foto saya
Status dosen tetap di jurusan Analis Kesehatan Poltekkes kemenkes Banjarmasin, melalui blog ini saya ingin berbagi pada teman-teman yang menyukai perkembangan bidang kesehatan, terutama tentang manajemen kesehatan dan Laboratorium Kesehatan. Blog ini menyajikan berbagai materi perkuliahan, artikel, hasil penelitian bidang laboratorium kesehatan. Selain itu saya juga dosen pada PSKM Unlam, Akademi Kebidanan dan Akademi Keperawatan di Banjarmasin, Banjarbaru & Martapura. Buku yang telah telah diterbitkan oleh EGC Penerbit Buku-Buku Kedokteran Jakarta tahun 2009 berjudul Parasitologi Untuk Keperawatan. Buku lainnya yang telah disusun dan belum diterbitkan diantaranya buku Helmintologi Medik dan Protozoologi Medik untuk Analis Kesehatan.

Selasa, 17 Agustus 2010

Diagnosis Laboratorium E. histolitica

Posted By Muhamad Muslim : Modul Protozoologi.2.2.08.10

Sediaan langsung tanpa pewarnaan.
Sampel feses yang diterima sebelum periksa secara mikroskopis terlebih dahulu harus diperiksa makroskopis mengenai : warna, bau, konsistensi, terikut tidaknya lendir, darah, larva, cacing dewasa, atau proglottid.

Teknik pemeriksaan : 
- Sediakan objek glass yang bersih dan kering.   
- Teteskan pada bagian kiri dan kanan objek masing-masing tetes air garam faal (jarak ± 4 cm)  
- Ambil sedikit feses (bagian berlendir) dengan lidi, lalu diusap-usapkan pada tetesan-tetesan air garam tsb.  
- Tutup, masing-masing sediaan dengan cover glass.   
- Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan lensa lemah selanjutnya dipertegas dengan lensa kuat.
     Sediaan langsung pewarnaan jodium (luqol) atau Eosin 2% 
    Reagensia ; Potasium Iodine (KJ) 1,0 gram ; Jodium kristal (J2) 1,5 garam ; Aquadest 100,0 cc. Larutan tersebut harus berwarna merah anggur, jika terlalu pekat bisa ditambah sedikit aquadest dan jika terlalu terang supaya dtambahkan KJ. Simpan larutan tersebut dalam botol yang berwarna coklat.
    Zat warna eosin bukanlah mewarnai sediaan, tetapi hanya melatar belakangi saja untuk memudahkan menemukan parasit, terutama tropozoit atau kista, sedang pewarnaan dengan jodium memudahkan identifikasi parasit.

    Teknik pemeriksaan : 
    - Sediakan objek yang bersih dan kering.   
    - Pada tiap sisi sediaan  teteskan 1 tetes eosine 2% dan 1 tetes  jodium/luqol (jarak ± 4 cm).   
    - Ambil sedikit feses atau bagian yang berlendir, lalu diusap-usapkan pada tetesanan lugol dan eosin tersebut
    - Masing-masing dicampur (jangan sampai sediaan 1 tercampur dengan sediaan 2).   
    - Tutup masing-masing sediaan dengan cover glass.   
    - Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan lensa lembek selanjutnya dipertegas dengan lensa kuat.
       Sediaan langsung pewarnaan Iron Haematoxyline.
      Larutan Schaudine terdiri dari larutan jenuh HgCl2 dalam air : 200,0 cc + Alkohol 95% : 100,0 cc, bila akan digunakan, tiap-tiap 100 cc larutan tersebut ditambah dulu dengan 5 cc asam acetat glaside.


      Teknik pemeriksaan : 
      - Buat beberapa sediaan tipis dari feses dengan stapel kayu.   
      - Celupkan kedalam larutan Schaudine selama 10 menit (gunakan gelas kopi)  
      - Angkat dan celupkan ke dalam 70% alkohol selama 10 menit, kemudian.   
      - Angkat dan celupkan ke dalam 70% alkohol jodium (warna merah anggur) selama 10 menit.   
      - Angkat dan celupkan ke dalam 50% alkohol selama 10 menit.   
      - Angkat dan celupkan ke dalam 30% alkohol selama 10 menit.   
      - Angkat dan masukkan kedalam larutan warna alumbesi (ironalum) 2% selama 2 jam (kristal violet).   
      - Cuci dengan air kran yang mengalir  selama 15 menit.   
      - Selanjutnya sediaan dimasukkan larutan hematoxyline 0,5%.   
      - Cuci dengan air kran yang mengalir.  
      - Angkat dan masukkan kedalam larutan warna alumbesi (ironalum) 2% selama 2 jam (kristal violet).   
      - Cuci dengan air kran yang mengalir selama 20 menit.   
      - Sediaan dimasukkan secara berturut-turut kedalam : 30%, 50%, 70%, 80%, 95% alkohol (tiap 10 menit.
      - Celupkan kedalam xylol.
      - Mounting dengan clarite dan tutup dengan cover glass.


        Cara konsentrasi NaCl
        Tinja yang dikeluarkan dengan obat pencahar lebih banyak memberikan hasil positif dari pada feses yang dikeluarkan secara wajar. Cacing dewasa, segmen, cacing pita, larva dan telur dari cacing nematoda usus, trematoda, dan schistosoma, begitu juga protozoa usus dapat diketemukan. Untuk menemukan cacing dewasa atau larvanya, dibuat emulsi feses dengan dengan air lalu disaring dengan kasa untuk menghilangkan bagian-bagian yang kasar.
        Bila dengan cara sediaan langsung memberikan hasil negatif supaya dicoba dengan cara konsentrasi karena akan lebih banyak memberikan hasil positif.Konsentrasi dengan NaCl baik khususnya untuk pemeriksaan telur-telur nematoda, beberapa trematoda dan kista protozoa. Cara ini didasarkan pada kenyataan bahwa : Berat jenis telur cacing atau kista protozoa lebih ringan dari pada  partikel feses dan dalam larutan NaCl akan mengapung pada permukaan.

        Teknik pemeriksaan : 
        - Dalam gelas beker yang kecil dicampur 1 bagian feses dengan 20 bagian larutan NaCl jenuh (37,7 gram NaCl dilarutkan ke dalam H2O sehingga volume  akhir menjadi 100 cc).   
        - Larutan NaCl ditambah sedikit demi sedikit sambil feses tersebut digerus dengan spatel sampai menjadi emulsi.   
        - Sesudah 15 – 45 menit dapat diambil dengan oese 1 cm atau cairan permukaan ± 3 tetes untuk selanjutnya dibuat sediaan. Ose yang sudah dipakai harus dibakar untuk memusnahkan sisa-sisa telur/kista.  
        - Cara lain untuk membuat sediaan adalah dengan meletakkan objek glass diatas gelas beker da kemudian menambahkan larutan NaCl sehingga cairan paling atas menyentuh  obyek glass, lalu dibiarkan 15 – 45 menit. Selanjutnya obyek glass tersebut diangkat dan dibalik. Kemudian ditutup dengan cover glass periksa dibawah mikroskop (dapat juga ditambah eosine atau luqol sebelum ditutup dengan cover glass).
          Cara Konsentrasi ZnSO4 (Zink Sulfate)
          - Buat suspensi feses 1 : 10 yaitu 1 bagian feses ± 10 bagian air panas.   
          - Saringlah suspensi tersebut dengan kain kasa dan filtrat ditampung dalam tabung centrifuge.   
          - Putar dengan kecepatan 2500 rpm selama 1 menit.   
          - Supernatant dibuang, sedimennya ditambah dengan 2–3 cc air dan diaduk sampai homogen.   
          - Putar lagi, supernatant jernih dituang (kalau perlu diulang).   
          - Tambahkan  3 – 4 cc Zink Sulfate jenuh (33% larutan ZnSO4 ; BJ 1.18),
          - Aduk hingga homogen & tambahkan ZnSO4 sampai batas 1.5 cm dari permukaan tabung.   
          - Putar dengan kecepatan tinggi selama 1 menit.   
          - Pindahkan lapisan atas dari supernatant dengan oese dan taruh diatas obyek glass yang bersih
          - Seterusnya tambahkan 1 tetes luqol.   
          - Tutup dengan cover glass, periksa di bawah mikroskop.
            Pembiakan (Culture)
            Dalam pemeriksaan dengan culture ini menggunakan media Bock dan Darblain-Arsenic, dengan inkubasi 24–48 jam akan didapatkan hasil kista yang positif atau tropozoit  yang positif.

            Tidak ada komentar: