Tentang Saya

Foto saya
Status dosen tetap di jurusan Analis Kesehatan Poltekkes kemenkes Banjarmasin, melalui blog ini saya ingin berbagi pada teman-teman yang menyukai perkembangan bidang kesehatan, terutama tentang manajemen kesehatan dan Laboratorium Kesehatan. Blog ini menyajikan berbagai materi perkuliahan, artikel, hasil penelitian bidang laboratorium kesehatan. Selain itu saya juga dosen pada PSKM Unlam, Akademi Kebidanan dan Akademi Keperawatan di Banjarmasin, Banjarbaru & Martapura. Buku yang telah telah diterbitkan oleh EGC Penerbit Buku-Buku Kedokteran Jakarta tahun 2009 berjudul Parasitologi Untuk Keperawatan. Buku lainnya yang telah disusun dan belum diterbitkan diantaranya buku Helmintologi Medik dan Protozoologi Medik untuk Analis Kesehatan.

Selasa, 05 Oktober 2010

Trypanosoma cruzi

Trypanosoma cruzi penyebab Chagas disease, dan merupakan penyakit zoonotic yang dapat ditularkan pada manusia oleh kecoa genus triatoma. Distribusi geograpis meliputi wilayah America dari Negara-negara amerika latin, seperti Argentina. kebanyakan menyerang masyarakat miskin di daerah pedesaan bagian tengah dan selatan Amerika.  Pada Trypanosoma cruzi hospes reservoar selalu merupakan sumber infeksi dan vektor penularnya adalah Triatoma, di antaranya adalah Triatoma infestans, Rhodnius prolixus dan Panstrongyius megistus yang hidup disela–sela dinding rumah yang terbuat dari papan atau batu.
Penyakit Chronic Chagas merupakan masalah kesehatan yang tinggi, karena banyak masalah yang terjadi di Negara-negara latin Amerika, dengan peningkatan kasus, perpindahan penduduk, dan penularan melalui transfusi darah merupakan penularan yang menjadi permasalahan tersendiri di Negara-negara Amerika Latin.

Morfologi
Morfologi Trypanosoma cruzi  sulit dan hampir tidak dapat dibedakan dengan Trypanosoma gambiense dan Tryoanosoma rhodesiense
Pada Porte d’entree Stadium tripomastigot metasiklik dikelilingi oleh Makrofag dan kemudian masuk kedalamnya dan berubah menjadi stadium amastigot dan membelah. Banyak Makrofag yang diserang sehingga terbentuk suatu Granuloma (chagoma) yang dapat membendung aliran limfe. Bila hal ini terjadi pada kelopak mata pada salah satu mata (edema lenilateral) yang disebut gejala Romana’s sign.

Siklus Hidup
Melalui stadium promastigot dan epimastigot parasit ini masuk ke aliran darah dan berubah menjadi stadium tripomastigot kemudian terjadi parasitemia yang memberi gejala toksik. Parasit masuk ke alat–alat dalam yang mengandung sel RE sehingga menyebabkan terjadinya gejala splenomegali, hepatomegali dan limfate deropati, juga terjadi kelainan pada sumsum tulang karena penuh dengan parasit. Penderita sakit berat, demam dan sering ada gejala jantung sehingga penderita meninggal pada stadium akut ini. Hal ini biasanya terjadi pada anak, pada orang dewasa penyakitnya dapat menahun.
Vektor triatoma yang infekstif (atau “kissing” bug) mengambil darah dan sekaligus mengeluarkan trypomastigotes dalam tinja.  Trypomastigotes masuk dalam tubuh manusia melalui membrane mukosa, atau konjungtiva (1).  Spesies tratoma yang biasanya menjadi vector di antaranya adalah, Rhodinius, and Panstrongylus.  Masuk ke dalam tubuh host, trypomastigotes masuk dalam cells, dimana akan berubah menjadi amastigotes dalam sel (2).  amastigotes memperbanyak diri dengan cara binary fission (3) berubah menjadi trypomastigotes, dan selanjutnya masuk ke sirkulasi darah (4).  Trypomastigotes menginfek sel jaringan dan berubah bentuk pada intra sel menjadi amastigotes dan siap ditularkan.  Manifestasi klinik terjadi dari siklus infeksi ini.  Di saluran darah trypomastigotes tidak memperbanyak diri (berbeda dengan African trypanosomes).  Memperbanyak diri terjadi ketika parasit masuk pada sel atau termakan bersama vector.  Infeksi The “kissing” bug terjadi pada manusia atau darah binatang dalam proses sirkulasi (5).  trypomastigotes berubah menjadi epimastigotes dalam lambung vektor setelah tertelan dari manusia (6).  Parasit memperbanyak diri dan berubah bentuk di lambung vektor (7) dan berubah menjadi metacyclic trypomastigotes yang infektif dalam hindgut (8).


Diagnosa 

Diagnosa dengan (1) Menemukan parasit dalam darah pada waktu demam atau dalam biopsi kelenjar Limfe, Limpa, Hati  dan sumsum tulang (stadium tripomastigot dan stadium amastigot). (2) Menemukan parasit pada pembiakan dalam medium N.N.N (stadium epimastigot). (3) Xenodiagnosis dengan percobaan serangga triatoma atau eimex.
Ada beberapa uji Imunodiagnostik yang telah dikembangkan untuk mendeteksi adanya zat anti terhadap Trypanosoma Gambiense antara lain : (1) Uji Aglutinasi Card (card aglutination test for trypanosomiasis atau CATT) yang banyak digunakan dilapangan. (2) ELISA untuk mendeteksi adanya Antigen Tropanosoma didalam serum dan cairan serebrospinalis. (3) Card Indirect Angglutination Test (CIAT) yang merupakan modifikasi ELISA dengan uji Aglutinasi Lateks.
Reaksi anti Polimerase merupakan suatu cara yang cukup sensitif dan spesifik yang sedang dikembangkan untuk mendeteksi adanya DNA Tripanosoma didalam otak penderita yang meninggal akibat Ensefalopati pasca pengobatan serta DNA didalam kelenjar air liur dan lambung lalat tse – tse.

Pencegahan
Karena pengobatan efektif tidak ada maka penting untuk mengendalikan vektor dengan insektisida residuan dan pengrusakan habitat dan menghindarkan kontak dengan binatang sumber parasit. Penyakit Chagas yang terjadi di antara penduduk yang lingkungan ekonominya jelek, diperkirakan prevalensinya berjumlah 8.000.000 penduduk yang dihinggapi parasit ini dan banyak dari penduduk tersebut mempunyai gangguan jantung dan mengakibatkan harapan hidupnya berkurang. 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bang, saya dulu pernah di gigit seranga tersebut, kemudian seluruh badan saya langsung gatal2 dan membengkak di beberapa tempat, Apakah ada kemungkinan besar saya tertular penyakit cagas yang di tularkan oleh seranga tersebut?